berita4.id, JAKARTA – Sebanyak sembilan negara telah mengungumkan untuk menghentikan sementara ekspor gandum, di tengah gejolak geopolitik Rusia-Ukraina. Sehingga, mengakibatkan rantai pasok pangan terganggu termasuk Indonesia.
Sembilan negara yang menutup keran ekspor gandum adalah Kazakhstan, Kirgizstan, India, Afghanistan, Aljazair, Serbia, dan Ukraina.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi gandum penduduk Indonesia tahun 2019 adalah 30,5 kilogram per kapita per tahun. Kebutuhan gandum terbesar adalah untuk industri produk pangan olahan seperti mi instan, kue, dan roti.
Dalam mengatasi permasalahan itu, Indonesia akhirnya mencari alternatif pengganti gandum bila stok komoditas itu terus menipis.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Fransiscus Welirang menyatakan perusahaannya siap untuk mengembangkan mi instan berbahan dasar sorgum menyusul ancaman kelangkaan gandum. Sorgum merupakan tanaman lokal yang dianggap bisa menggantikan gandum.
“Kita dengan Pak Mentan SYL (Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo) memperbincangkan banyak hal. Tapi intinya bagaimana kita saat ini bisa mengembangkan bahan baku lokal seperti sorgum. Jadi, nanti ada program pengembangan tanaman sorgum bersama-sama,” kata Fransiscus dalam keterangannya, Sabtu, (13/8/2022).
Sorgum adalah tanaman berbentuk biji-bijian sereal yang memiliki manfaat sebagai pakan ternak, bahan dasar energi biodiesel, hingga bahan pangan. Wacana penanaman sorgum dalam jumlah besar muncul setelah
Fransiscus mengatakan Indofood mendukung upaya Kementerian Pertanian mengantisipasi krisis pangan global dengan mencari alternatif bahan baku lokal, seperti sorgum. Menurut dia, sorgum merupakan tanaman asli Indonesia yang bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan pangan nasional.
Adapun pengembangan sorgum berperan penting untuk mensubtitusi tepung terigu berbahan dasar gandum yang sampai saat ini masih bergantung pada impor. Sepanjang 2021, impor gandum Indonesia menembus 11,69 juta ton.