Pemerintah Gambia mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya juga telah menyelidiki kematian tersebut, karena lonjakan kasus cedera ginjal akut di antara anak-anak di bawah usia lima tahun terdeteksi pada akhir Juli.
Petugas medis di Gambia membunyikan alarm pada bulan Juli, setelah beberapa anak mulai jatuh sakit dengan masalah ginjal tiga sampai lima hari setelah meminum sirup parasetamol yang dijual secara lokal.
“Pada Agustus, 28 orang telah meninggal, tetapi otoritas kesehatan mengatakan jumlah korban kemungkinan akan meningkat. Sekarang 66 orang meninggal,” kata WHO pada hari Rabu.
Kematian itu telah mengguncang negara kecil di Afrika Barat itu, yang sudah menghadapi berbagai keadaan darurat kesehatan termasuk campak dan malaria.
Menurut situs internet, Maiden Pharmaceuticals memproduksi obat-obatan di fasilitasnya di India, yang kemudian dijual di dalam negeri, serta mengekspornya ke negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
sumber: beritasatu.com