Baca Juga:Â Perguruan Tinggi Negeri Harus Transparan dalam Penerimaan Mahasiswa Jalur Mandiri
Sebelum lolos seleksi kelas internasional, Nataya mengaku sedikit minder dengan mahasiswa lain yang berasal dari kota besar. Sebab, selain belajar bahasa Inggris di sekolahnya, Nataya mengaku belajar bahasa Inggris hanya dari les private rumahan di pulau tempatnya tinggal. Sementara ia harus bersaing dengan mahasiswa yang belajar bahasa Inggris di lembaga bimbingan belajar yang kualitasnya jauh lebih baik.
Setelah gigih belajar dan semangat serta tekad yang kuat untuk meraih prestasi, Nataya mampu membuktikan jika anak hinterland juga bisa bersaing hingga berprestasi. Namun demikian, Nataya mengaku jika keberhasilannya meraih mimpi untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi negeri ini tidak terlepas dari bimbingan guru-guru dan kedua orangtuanya.
“Terima kasih untuk semua guru di SDN 01, SMPN 01, SMAN 2, dan juga untuk guru les bahasa Inggris mam Hudayani yang sudah membimbing saya hingga bisa meraih mimpi,” katanya. ***