Selanjutnya pada 6 Juli 2022, dia dinyatakan positif terkena cacar monyet, HIV, dan Covid-19 varian BA.5.1 Omicron.
“Berdasarkan masa inkubasi Covid-19 dan cacar monyet, pasien mungkin telah terpapar oleh virus-virus tersebut pada saat yang sama,” kata para dokter.
Mereka menjelaskan bahwa gejala Covid-19 cenderung muncul dalam 2 hingga 14 hari, dan gejala cacar monyet muncul 3 hingga 17 hari setelah terpapar.
Pasien mengatakan kepada dokter bahwa dia dites negatif untuk HIV pada September 2021, dengan jumlah limfosit CD4 atau tes yang mengukur berapa banyak dari sel darah putih ini dalam darah, masih terbilang normal pada saat tes positif pada bulan Juli.
Hal ini berarti dia kemungkinan juga telah tertular HIV baru-baru ini.
Pada hari ketiga rawat inap, ruam pasien mulai berkerak dan sembuh, serta pada hari kelima, gejalanya hampir hilang.
Pada 13 Juli 2022, dia tidak lagi dites positif Covid-19, dan pada 19 Juli 2022, ruam cacar monyetnya hampir sembuh, meskipun dia masih dinyatakan positif.
Tidak hanya itu, pasien juga memulai terapi kombinasi standar untuk HIV.
Para dokter Italia menekankan petugas perawatan kesehatan harus tahu bahwa infeksi bersama mungkin terjadi pada kelompok berisiko tinggi karena pandemi Covid-19 sedang berlangsung dan kasus cacar monyet terus meningkat.
“Sistem perawatan kesehatan harus menyadari kemungkinan ini, mempromosikan tes diagnostik yang tepat pada subjek berisiko tinggi yang penting untuk penahanan karena tidak ada pengobatan atau profilaksis yang tersedia secara luas,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Web MD, Sabtu, 27 Agustus 2022.***
sumber: pikiran-rakyat.com