Kemudian tambah Gubernur, Proyeksi Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pendapatan Pajak Daerah mengalami kenaikan sebesar Rp89,791 miliar atau 7,81 persen. Sedangkan Proyeksi Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah tidak mencapai target.
“Sedangkan Pendapatan Transfer mengalami penurunan sebesar Rp310 miliar, Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah mengalami kenaikan sebesar Rp6,319 miliar atau sebesar 501,11 persen” jelasnya.
Gubernur Ansar melanjutkan, Belanja Daerah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2022 diproyeksikan menurun sebesar Rp41,983 miliar dengan nilai yang semula sebesar Rp3,870 triliun menjadi sebesar Rp3,828 triliun, serta adanya Belanja Tambahan sebesar Rp28,495 miliar.
“Sedangkan Pembiayaan Daerah diproyeksikan menurun sebesar Rp39,485 miliar dari semula sebesar Rp. 390 miliar menjadi Rp350,514 miliar. Hal tersebut akibat adanya penyesuaian SiLPA berdasarkan hasil audit sebesar Rp39,485 miliar yang ditargetkan sebesar Rp210 miliar menjadi hanya sebesar Rp170,514 miliar” ungkap Gubernur.
Gubernur Ansar menjelaskan, SiLPA tersebut terdiri dari SiLPA BLUD, DAK, SPP, dan DBH Dana Reboisasi. Kemudian Pinjaman Daerah kepada PT. SMI sebesar Rp180 miliar masih tetap dianggarkan pada penerimaan pembiayaan daerah.
Terakhir, Gubernur Ansar berharap Rancangan Perubahan KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2022 ini dapat segera dibahas oleh Badan Anggaran DPRD Provinsi Kepri bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Kepri.
“Sehingga penetapan Perubahan APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2022 dapat diselesaikan tepat waktu” tutupnya. ***