“Selama ini masyarakat Bangka di Batam kalau ingin pulang kampung ke Bangka, jalurnya hanya lewat laut saja. Bisa saja melalui rute penerbangan, namun harus terlebih dahulu transit ke Jakarta, baru ke Pangkalpinang. Untuk penerbangan langsung dari Batam ke Pangkalpinang sekarang ini sudah tak ada lagi, pasca pandemi Covid-19,” terang Jupri.
Sebelum pandemi Covid-19 sendiri, terdapat penerbangan rute Batam-Pangkalpinang sebanyak 2 kali dalam sehari. Namun saat terjadi pandemi Covid-19, rute Batam-Pangkalpinang tak lagi diterbangi maskapai penerbangan dengan alasan jumlah penumpang tak memadai atau sangat sedikit sekali untuk rute penerbangan tersebut.
Tak itu saja. Jupri juga berharap nantinya Pemprov Babel akan mampu mewujudkan pendirian rumah singgah untuk warga Bangka yang tinggal dan hidup di Batam.
Permintaan pendirian rumah singgah di Batam, langsung ditanggapi oleh Sekda Provinsi Babel Naziarto. Menurutnya untuk pendirian rumah singgah sendiri peruntukkannya hanya untuk mahasiswa asal Bangka yang menempuh studi di Batam.
“Sayangnya jumlah masyarakat Bangka yang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Batam, jumlahnya masih sedikit sekali. Makanya tidak mungkin kami bisa mendirikan rumah singgah,” terang Naziarto.
Sebagai gantinya, agar apa yang dibutuhkan masyarakat Bangka yang tinggal di Batam bisa disupport Pemprov Babel, Naziarto menegaskan, akan memberikan bantuan lewat sekretariat Ikamba Kota Batam.
Untuk diketahui bahwa masyarakat Bangka yang tinggal di Batam sendiri jumlahnya mencapai 9 ribu lebih. ***