berita4.id, BATAM– Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional, merupakan agenda kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Kementrian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Untuk memenangkan hibah ini, tentu bukan hal yang mudah karena harus melalui berbagai tahapan seleksi administrasi, isi dan kebermanfaatan untuk Masyarakat.
“Alhamdulillah Universitas Riau Kepulauan tahun 2023 ini mendapatkan hibah tersebut,” kata Ketua tim Assoc. Prof. Dr. Suryo Hartanto, M.Pd.T.
Kata dia, Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional, pada program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan, wajib memiliki mitra, dalam hal ini ialah SMA Negeri 1 Bintan Pesisir. Kata dia, sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah di Provinsi Kepulauan Riau yang menjalankan program sekolah penggerak.
“Program sekolah penggerak merupakan hasil seleksi Kemendikbud yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022 yang lalu. SMAN 1 Bintan Pesisir terletak di Pulau Gin besar, Kampung Pedes, Desa Numbing, Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan. Provinsi Kepulauan Riau, saat ini dipimpin oleh Kepala Sekolah Aris Widodo, S.Pd. Dalam Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini Tim PKM diwajibkan oleh kementrian pendidikan menyelesaikan minimal dua permasalahan yang dimiliki oleh mitra, sehingga memberikan nilai manfaat,” ungkapnya.
Suryo menyampaikan, terdapat lima intervensi pada program sekolah penggerak untuk mencapai tujuannya yakni pendampingan konsultatif dan asimetris, penguatan sumber daya manusia di satuan pendidikan (Kepala sekolah, pengawas dan guru) dengan program pelatihan dan pendampingan, pembelajaran dengan paradigma baru yang berorientasi pada penguatan kompetensi dan pengembangan karakter sesuai nilai-nilai Pancasila, perencanaan berbasis data dengan merujuk pada manajemen berbasis sekolah dan digitalisasi sekolah untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi dan menambah inspirasi.
SMAN 1 Bintan Pesisir, kata dia, sebagai sekolah penggerak tidak lepas dari berbagai permasalahan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka, terdapat beberapa permasalahan utama yang harus segera diselesaikan pada mitra tersebut, antara lain, sumber daya listrik pada mitra sangat terbatas. Mitra telah memiliki sumber listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), namun tidak berfungsi baik karena kerusakan baterai, sumber daya manusia pada mitra, kurang mengetahui cara pengelolaan dan perawatan peralatan pembangkit listrik tenaga surya, operasional proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) sebagai bagian dari kegiatan wajib kurikulum Merdeka pada mitra, belum mengoptimalkan potensi, karakteristik sekolah, lingkungan dan siswa. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning).
baca:Â Buat Skripsi Mahasiswa Tergantung Tiap Perguruan Tinggi
“Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila,” ujar Suryo.