Selanjutnya mungkin, kemudahan untuk berkunjung ke Batam. Mungkin bisa dibuat semacan aplikasi di Singapore dan Malaysia, yg mempermudah warga mereka memesan tiket ferry, hotel dan taksi di Batam. Warga Singapore/Malaysia cukup memesan dari smartphone atau internet, dibuat suatu software aplikasi yg sangat mudah, sehingga gampang saja mereka memesan dari HPnya/internet.
Bila mereka gampang memesan tiket ferry ke Batam, memesan hotel di batam, dan memesan taksi/ taksi online. Akan membuat lompatan besar kedatangan mereka ke Batam.
Bila 1% saja penduduk Singapore dan Malysia yang berweekend ke Batam. Maka jumlah penduduk Singapore yang 5,5 juta dan Johor 500 rb jiwa, akan ada sekitar 60 ribu orang yg akan berweekend ke batam tiap minggu, atau setahun 3 juta wisman. Artinya setiap tahun akan ada 3,6 juta wisman per tahun.
Sekali lagi, ini potensi dan memungkinkan, bukan sesuatu yang tidak mungkin. Memang tidak mudah mendapatkannya. Langkah pertama, rubah dulu mindset para stakeholder parawisata di Batam: WISATA WEEKEND.
Bila kita sadar akan hal ini, tentunya Pemko dan BP Batam fokus membuat destinasi wisata, untuk orang weekend di Batam.
Kedua, permudah cara orang Singapore dan Malaysia datang ke Indonesia. Buat aplikasi software seperti Traveloka, yg bisa membuat orang bisa memesan ferry, hotel dan taksi, dari smart handphone. Pemko atau BP Batam bisa menyewa konsultan untuk membuat aplikasi ini.
Ketiga, benahi transportasi di Batam. Baik taksi biasa maupun taksi online. Karena taksi online, sudah menjadi alat transportasi gampang dan murah di seluruh penjuru dunia. Tidak terkecuali di Indonesia dan Batam tentunya.
Mungkin Walikota dan Kepala BP Batam yg saat ini sudah satu orang, merangkap kedua jabatan ini. Bisa dengan mudah menjalankanya.
Bayangkan kalau ada 3 juta wisman di Batam, sesuai pengamatan BP Batam selama ini, rata rata wisman di Batam menghabiskan US $ 300 per wisman. Maka Kota Batam akan menghasilkan 3 juta x US$ 300 = US $ 900 juta atau Rp 13,5 T per tahun atau 4 x APBD Kota Batam. Suatu jumlah yg cukul signifikan.
Mungkinkah itu….?
Oleh: Ir. Wirya Putra Sar Silalahi
     Anggota DPRD Provinnsi Kepri
     Penasehat IA ITB Kepr