Ditambah dengan modal sosial, karena kepiawaiannya memimpin karyawan-karyawan yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan.
Sehingga poin kemasyarakatannya dapat ditonjolkan dengan lapangan kerja serta bentuk-bentuk kontribusi pada masyarakat terlihat jelas selama menjadi pengusaha.
Akses terhadap pemerintahan dalam berbagai skala juga masuk dalam pertimbangan, karena jelas para pengusaha membantu perputaran ekonomi didomisilinya masing-masing.
Realitanya dalam pergesekan politik era reformasi, partai-partai tidak bisa meninggalkan peran pengusaha yang memperkuat mesin partai politik, dan menggerakkan roda kendaraan tersebut.
Strategi demi strategi dibuat dengan peran penting yang diberikan pada para pengusaha, baik dari balik layar, atau sebagai frontman. Menjadi gambaran yang realistis ketika pengusaha-pengusaha yang diimbangi dengan kompetensi, kredibilitas, dan modal dapat menempati posisi-posisi strategis dalam dunia politik saat ini.
Fenomena pengusaha terjun ke politik memang bukanlah hal baru. Namun, terdapat stigma Di orde lama yang menyarankan agar pengusaha tetap fokus menjadi pengusaha dan jangan turun ke politik.
Hal ini mengarahkan para pengusaha untuk mencari koneksi dan hampir wajib mempunyai koneksi politikus daerah yang menjabat posisi strategis. Situasi ini sebetulnya berbahaya karena rawan dimanfaatkan oleh politikus yang licik.
Sehingga dengan munculnya tokoh-tokoh pengusaha yang terjun ke politik, diharapkan dapat memotong rantai tawar menawar antara pengusaha dan politikus, dengan asumsi pengusaha yang terjun langsung adalah individu-individu yang tulus berbakti untuk negara.
Tabu, realistis, ataukah sebuah keharusan, semua itu biar kita yang menilai, yang jelas dalam dunia ini perputaran ekonomi diperankan oleh berbagai level masyarakat, dan para pengusaha mempunyai peran penting di sana.
Kelihaian dalam menjalankan perusahaan tidak lepas dari faktor politik yang ada dalam dunia pengusaha, sikut menyikut antar perusahaan, juga strategi untuk ekspansi perusahaan tidak lepas dari kerjasama politik serta setrategi dalam berpolitik.
Walaupun memang memimpin rakyat sipil berbeda dengan memimpin perusahaan, tetapi bargaining power para pengusaha memang dibutuhkan dalam sistem demokrasi seperti sekarang ini.
Jika anda sebagai seorang pengusaha yg tidak berpolitik, tapi tetaplah harus memantau dan mendukung orang politik yg berintegritas tinggi demi kemajuan ekonomi tempat kita usaha dan ekonomi indonesia yang kita cintai. ***
Salam : AT