Batu asah biasanya ditemukan di situs-situs abad pertengahan dan muncul dalam berbagai bentuk. Arkeolog memastikan fungsi batu berbentuk penis itu dengan mengamati pola keausan yang berbeda di satu sisi batu.
“Ini wujud asosiasi simbolis antara kekerasan, senjata, dan maskulinitas,” jelas arkeolog Dario Pena.
“Asosiasi yang kita tahu eksis pada Zaman Pertengahan dan hadir dalam kebudayaan kita hari ini,” lanjutnya.
Lokasi penemuan batu asah ini merupakan permukiman kuno manusia dan lokasi penemuan berbagai benda arkeologis. Selama bertahun-tahun, relik dari Zaman Neolitikum, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi ditemukan di daerah ini. ***
sumber: merdeka.com