”Tempat yang di design untuk tempat penumpang pickup area, ditutup, karena daerah itu kelilhatan diprioritaskan bagi Taksi Bandara mengambil penumpang. Sedangkan penumpang yang tidak menggunakan taksi bandara, harus pergi ke pickup area yg terbuka, sehingga bila kondisi hujan, penumpang harus rela basah kuyup. Terkesan manajemen bandara Hang Nadim sangat mengistimewakan Taxi Bandara. Ini aneh, karena di mana saja bandara di dunia ini, yg menuadi prioritas pelayanan adalah penumpang, bukan taksi,” ujar Wirya.
Untuk itu, Wirya meminta kepada Kepala BP Batam sekaligus Walikota Batam Rudi untuk membicarakan ini kepada pengelola bandara. ”Karena kita ingin Batam ini jadi tujuan wisata yang menyenangkan. Pendatang seharusnya diberi pelayanan terbaik, pengelola bandara Hang Nadim jangan memperioritaskan sesuatu dan mengabaikan kenyamanan penumpang yang baru tiba di Batam sehingga Batam jadi benar benar tujuan wisata kelas dunia,” saran Wirya.
Apalagi kata Wirya, Bandara Hang Nadim sebagai bandara internasional harus lebih mengedepankan pelayanan dan kenyamanan, sehingga pengunjung akan senang bila tiba di Batam.
”Jangan sampai nanti, fasilitas sarana dan prasarana Bandara Hang Nadim sudah berkelas internasional dengan kapasitas penumpang melebihi 5 juta penumpang per tahun, tetapi pelayan terhadap penumpang masih sangat rendah, seperti pelayanan penumpang sekelas kabupaten,” bebernya. ***