Ruslan menjelaskan dengan adanya razia itu membuat wisman takut masuk ke Batam, hingga enggan mengunjungi Kampung Bule. Selain takut ditindak, wisman mengaku takut karena melihat petugas razia yang dilengkapi senjata api (senpi).
“Batam tidak ada teroris sampai bawa senjata dan turis takut. Batam hidup dari jasa dan industri. Kalau seperti ini siapa yang mau datang ke Batam,” tanya mantan Wakil Ketua DPRD Batam ini.
Ruslan menilai kondisi Kampung Bule sudah sepi pengunjung karena dampak Covid-19. Dalam semalam, rata-rata lokasi hiburan hanya melayani 8 orang pengunjung.
“Seharusnya setelah Covid dan Presiden mencabut PPKM, kami didukung. Karena kami harus membayar sewa ruko ratusan juta dan ratusan karyawan harus digaji,” tegasnya.
Untuk itu, sambung Ruslan, ia mempertanyakan kegiatan razia tersebut kepada Presiden Jokowi, dan pejabat utama TNI seperti KSAD, KSAL, dan KSAU. Ia meminta untuk tidak melakukan razia di lokasi hiburan yang bersih dari narkoba dan kunjungan aparat, seperti di Kampung Bule.
“Ini ada apa sebenarnya. Izin kami lengkap, minuman alkohol juga ada izin. Janganlah seperti ini, sampai Kampung Bule ini tidak ada pengunjung,” paparnya.
Sementara pihak Puspom TNI yang dikonfirmasi terkait razia di Kampung Bule dan penindakan terhadap wisman asal Singapura dan Inggris tersebut belum mendapatkan jawaban.***