Di tangan Anwar, perekonomian Malaysia melejit. Asiamoney bahkan menobatkan Anwar sebagai Menteri Keuangan Tahun Ini pada 1996.
Setahun kemudian, krisis moneter melanda dunia, tapi Anwar berhasil membawa Malaysia melalui semuanya. Ia pun ditunjuk sebagai Ketua Komite Pembangunan Bank Dunia pada 1998.
Tekad Mahathir untuk menyerahkan takhtanya kepada Anwar semakin kuat. Mahathir pun rehat selama dua bulan dan menunjuk Anwar sebagai perdana menteri interim.
Dalam jangka waktu tersebut, Anwar merombak pemerintahan dan membongkar semua kebusukan UMNO yang dianggap mulai rapuh akibat sistem kroni, korupsi, dan nepotisme di tubuh partai.
Musuh politik dan cikal bakal reformasi
Sejak saat itu, semua berubah. Anwar langsung dituntut atas dugaan korupsi dan pencobaan penghalangan pemeriksaan kasus sodomi yang dituduhkan atasnya.
Dipecat dari posisi wakil perdana menteri, Anwar pun memulai gerakan reformasi, membakar semangat pendukungnya untuk turun ke jalan melawan koalisi penguasa, Barisan Nasional.
Namun pada 20 September 1998, Anwar ditahan. Berbagai lembaga internasional menganggap tuntutan ini bermotif politik.
Tak tinggal diam, Anwar masih aktif memimpin gerakan reformasi. Dari balik jeruji besi, ia memimpin pembentukan partai multi ras, Parti Keadilan Nasional.
Agustus 2003, Parti Keadilan Nasional bergabung dengan Parti Rakyat Malaysia, membentuk Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin oleh istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail.
Saat bebas pada 2 September 2004, Anwar tak bisa langsung terjun ke dalam politik hingga jangka waktu lima tahun.
Namun, ia dapat membakar semangat PKR untuk ikut serta dalam pemilu 2008. PKR berhasil memenangkan 31 kursi parlemen, menjadikan mereka partai oposisi terkuat di Malaysia.
Pada pemilu 2013, mereka berhasil meraih suara lebih banyak dari koalisi Barisan Nasional. Namun, mereka tak berhasil menggulingkan koalisi penguasa karena tak mendapatkan cukup kursi parlemen.
Baru saja menghimpun kekuatan, Anwar kembali dijerat kasus sodomi oleh rezim Perdana Menteri Najib Razak hingga harus dijebloskan pada 2015.***
sumber: cnnindonesia.com