Rohina juga menyampaikan beberapa faktor penyebab Stunting di Kepri diantaranya pernikahan dini, pola asuh keluarga balita atau asupan makanan balita tidak tepat, ibu hamil dan remaja putri kurang gizi, jaminan pelayanan kesehatan serta kurangnya akses sanitasi dan air bersih.
“Saya berharap agar upaya mencegah terjadinya stunting dimulai sejak remaja, calon pengantin, kehamilan, termasuk perbaikan pola makan, pola asuh, perbaikan sanitasi, dan lainnya,” harapnya seperti dikutip dari laman kepriprov.go.id.
Setelah mendengarkan pemaparan dari Kepala BKKBN Kepri tersebut, Dewi Ansar mengatakan terkait dengan stunting adalah masalah nasional dan perlu dituntaskan bersama. Karena itu melalui rapat koordinasi ini, masing-masing OPD yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tentu memiliki perannya masing-masing.
“Stunting adalah masalah nasional yang perlu kita tuntaskan bersama, oleh karena itu melalui rapat koordinasi ini, masing-masing OPD tentunya memiliki perannya masing-masing, dengan rapat koordinasi ini kita tetap mengacu pada regulasi sehingga insya Allah masalah stunting di Provinsi Kepri bisa terselesaikan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Dewi Ansar meminta agar semua OPD teknis dilibatkan dalam penanganan stunting di Kepri, paling kurang setiap rapat koordinasi itu ada progresnya, yaitu progres terkait dengan angka stunting di Provinsi Kepri, dan apapun kendala yang ditemukan di lapangan bisa didiskusikan bersama, sehingga masalah stunting ini dapat segera diselesaikan.
“Saya berharap setiap organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat dalam penurunan stunting, bisa memberikan masukan dan membuat aksi pelaksanaan program pada tahun mendatang. Mari kita keroyokan, agar stunting bisa menurun seperti target yang sudah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo,” imbuhnya. ***